Tuesday, December 5, 2017

Yang Mulai Terlupakan, Tari Cokek




Tari Cokek? Apatuh? Kayanya pernah denger deh..

Duhh gini deh kebanyakan jawabannya kalau nanya ke Kids Jaman Now. Miris bukan?

Salah satu warisan kebudayaan kita jangan sampe dilupakan dan terlupakan guys. Konon katanya, asal usul tarian ini bermula ketika ada seorang tuan tanah keturunan Tionghoa yang bernama Tan Sio Kek, beliau kerap mengadakan pesta di rumahnya. Pesta ini menyuguhkan permainan musik khas Tionghoa dengan instrumen seperti rebab 2 dawai yang dipadukan dengan alat musik tradisional Betawi, seperti suling, gong, dan kendang atau yang biasa disebut Gambang Kromong. Dari permainan musik ini, para tamu yang
datang ikut menari mengikuti irama dari tabuhan yang dimainkan. Karena tari ini diadakan di rumah sang tuan rumah, Tan Sio Kek, maka lama kelamaan orang-orang menyebutnya tarian Siaokek, Siokek, atau Cokek.


Perkembangan Tari Cokek
Dalam perkembangannya, para penari Cokek disebut sebagai Wayang Cokek. Jumlah penari Cokek sekurang-kurangnya dua orang, yaitu sepasang penari laki-laki dan perempuan. Penari utamanya adalah perempuan. Pada zaman dahulu, yang menari hanyalah perempuan saja sedangkan penari laki-lakinya adalah para penonton yang diajak untuk ikut menari. Sekarang, para laki-laki pun ikut menari Cokek dan memakai pakaian yang sepadan dengan penari perempuannya.
Saat ini lau-lagu yang biasa dimainkan untuk mengiringi tari Cokek adalah lagu khas Betawi seperti Surilang Enjot-Enjotan, Sirih Kuning, dan lain-lain.

Namun sayangnya, saat ini tari Cokek sudah mulai ditinggalkan oleh penduduk Betawi. Warga asli Betawi apalagi para anak mudanya pun sudah tidak menari Cokek lagi. Kebanyakan dari mereka saat ini lebih banyak tertarik pada hiburan lain yang kekinian. Namun, kelompok tari Cokek yang masih tersisa kini bertahan di daerah Jakarta pinggiran seperti Bekasi, Bogor dan Tangerang. Para penari dan pemain musiknya pun sudah berusia lanjut.



Tari Cokek termasuk kesenian Betawi yang hampir punah. Dengan mempelajarinya, kita sudah ikut melestarikan kesenian daerah Betawi. Melestarikan kesenian daerah merupakan perbuatan anak bangsa yang terpuji. Jangan sampai tari warisan budaya ini dijadikan hak milik atau diakui oleh negara lain. Jika diakui oleh negara lain, kalian bisanya hanya 'ikut-ikutan" teriak-teriak saja, tapi mempelajari atau mengenalnya saja pun tidak pernah. Makadari itu, mulai dari sekarang, setidaknya para anak muda ikut tergerak untuk melestarikan atau paling itdak mencari tahu tentang Tari Cokek.

No comments:

Post a Comment

Kenyal-Kenyal Enak, Papeda!

Yao guys. Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita mengenai salah satu makanan atau kuliner khas nusantara di Indonesia. Namun ...