Thursday, January 4, 2018

Kenyal-Kenyal Enak, Papeda!






Yao guys. Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita mengenai salah satu makanan atau kuliner khas nusantara di Indonesia. Namun saya akan mencoba mengajak kita menjelajah ke bagian Timur Indonesia untuk mengenal salah satu kuliner khas masyarakat disana yang bertekstur menyerupai lem kanji, yaitu Papeda. Mungkin kalian pernah mendengar makanan ini, tapi pernahkah kalian membayangkan bagaimana bentuknya? Bagi kalian yang belum tahu, mungkin kalian bisa membayangkan aci atau kanji. Tahu kan kalau tepung kanji dikasih air panas, kira-kira gimana bentuknya? Seperti 'lem' bukan? Kalau 'lem' itu anda makan gimana rasanya? Hehehehe sebagian dari kalian pasti membayangkan rasa yang aneh-aneh deh, tapii aku pribadi yang pernah makan di salah satu restaurant di Jakarta, rasa papeda ini enak loh!


Papeda atau bubur sagu ini berbahan utama yang berasal dari tepung sagu yang tentunya berasal dari pohon sagu juga. Nah, sagu ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bagian timur, khususnya Maluku dan Papua. Tapi ternyata juga dikenal oleh masyarakat rumpun melayu yang lain, seperti Malaysia dan Brunai. Bahkan makanan yang disebut papeda ini, dikenal juga di sana dengan nama 'Linut'. Selain itu, di Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat daerah Luwu (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur), papeda dikenal dengan nama 'Kapurung'.

Proses pembuatan Papeda ini nampaknya sudah merupakan tradisi turun temurun masyarakat disana. Untuk membuat Papeda, bermula dari proses pengambilan sagu dari pohon sagu terlebih dahulu, dilakukan dengan cara pohon sagu yang sudah siap panen (usia 7-10 tahun) ditebang hingga tumbang, kemudian batangnya dibelah menjadi dua bagian. Isi dari batangnya itulah yang akan diambil menjadi sagu, proses pengambilan Sagu di Papua dinamakan menokok. Pengambilannya menggunakan alat-alat tradisional yang dikerjakan lebih dari 2-3 orang. Jika sudah diambil maka sagu yang masih mentah akan didiamkan beberapa hari terlebih dahulu didalam tempat yang disebut tumang. Setelah itu barulah proses pembuatan sagu tadi diolah menjadi Papeda. Rumit kan? Ahaha.

Bentuk Papeda itu sendiri jika sudah jadi akan menyerupai lem kanji dan sangat kenyal, makanan ini biasanya dipakai sebagai pengganti makanan pokok sehari-hari kita seperti nasi. Makanya kalau disajikan, Papeda harus menggunakan lauk berkuah seperti Ikan dan sayur-sayuran lainnya. Papeda ini tidak mempunyai rasa, karena memang hanya terbuat dari sagu tanpa campuran bumbu penyedap lainnya, proses pembuatannya juga cukup simple karena hanya memerlukan air panas yang sudah mendidih untuk dicampur kedalam adonan sagu lalu kemudian diaduk hingga berbentuk Papeda. Namun jangan salah, meskipun kelihatannya mudah dan relative sangat gampang pembuatannya, bagi yang belum berpengalaman dalam membuat Papeda tapi mau mencobanya bisa jadi akan gagal karena beberapa faktor. Misalnya campuran air pada adonan sagunya terlalu banyak sehingga Papeda akan terlalu cair dan tidak dapat kita makan. Begitu juga sebaliknya jika campuran airnya terlalu sedikit atau kurang terhadap adonan sagu, maka akan menyebabkan Papeda kita menjadi sedikit keras sehingga Papeda tidak dapat kita makan. Satu hal lagi yang bisa menyebabkan pembuatan Papeda kita gagal adalah faktor suhu air yang kurang begitu panas. Jika air tidak panas hingga mendidih maka adonan sagu yang dicampurkan dengan air tidak akan membentuk Papeda. Makanya bagi yang belum ahli dalam membuat Papeda tapi ingin mencobannya sebaiknya ditemani oleh mereka yang sudah berpengalaman agar Papedanya dapat jadi dengan sempurna. Di Papua tidak semua orang dapat membuat Papeda meskipun bahan Sagu disana sangat mudah diperoleh. 

Papeda jika sudah jadi akan dihidangkan bersama lauk seperti Ikan yang dimasak dengan kuah kuning. Disebut kuah kuning karena memang warna kuahnya berwarna kuning yang diperoleh dari campuran kunyit. Untuk sayuran, paling pas disajikan bersama sayur kangkung yang ditumis dengan sedikit kolaborasi bunga pepaya didalamnya. Khusus bagi mereka yang suka pedas, dapat disesuiakan sesuai selera dengan tambahan cabe pada bumbu kuah ikan. Atau jika tidak mau dicampur kedalam bumbu kuah ikan, terdapat juga sambal dibuat terpisah untuk dapat lebih mudah menyesuaikan tingkat kepedasannya. Rasa Papeda yang menyatu dengan bumbu kuah ikan dijamin akan membuat kita ketagihan, Sedikit pedas dan asam khas jeruk nipis yang pertama kali kita rasakan saat Papeda menyentuh lidah kita. Ditambah dengan perpaduan ikan dan sayurannya juga akan semakin melengkapi nikmatnya menyantap Papeda. Untuk ikan, sebenarnya ikan apa saja dapat kita gunakan sebagai lauk dalam menyajikan Papeda. Namun biasanya yang paling sering dipakai adalah ikan laut seperti ikan Mubara dan ikan tongkol. Entah karena rasanya yang pas untuk Papeda atau memang kebanyakan selera masyarakat lebih menyukai menggunakan ikan tersebut. Selain itu, ikan air tawar seperti ikan mujair juga dapat kita pakai sebagai lauk untuk menemani dalam menyantap papeda. Bumbu-bumbu dalam memasak ikan juga tidak kalah penting dalam menentukan rasa saat menyantap Papeda.








Dibuat untuk memenuhi nilai UAS Digital Media

No comments:

Post a Comment

Kenyal-Kenyal Enak, Papeda!

Yao guys. Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita mengenai salah satu makanan atau kuliner khas nusantara di Indonesia. Namun ...