Wednesday, December 27, 2017

Alunan Manis Sasando



Kawan, kalian pasti tau atau pernah dengar dong alat musik sasando? Alat musik yang berasal dari Pulau Rote Nusa Tenggara Timur ini dimainkan dengan cara dipetik. Ada beberapa legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya atau terciptanya alat musik ini Namun kali ini saya akan menceritakan 2 versi cerita saja.

(Versi 1), Menurut cerita masyarakat Pulau Rote sejarah alat musik ini diawali oleh seorang pemuda bernama Sangguana. Suatu hari ia pergi menuju padang sabana, karena kelelahan kemudian ia berhenti untuk beristirahat sejenak di bawah pohon lontar. Secara tidak sengaja ia pun tertidur dan bermimpi sedang memainkan sebuah alat musik dari pohon lontar. Dari mimpinya tersebut ia kemudian terinspirasi untuk menciptakan alat musik yang kemudian dikenal dengan nama Sasando.

(Versi 2), Sasando ditemukan oleh dua orang penggembala bernama Lumbilang dan Balialang (diceritakan oleh Jeremias Pah). Ketika meladang bersama domba-domba, mereka membawa sehelai daun lontar, saat kehausan di siang hari mereka melipat daun lontar tersebut untuk menimba air. Untuk melipat, bagian tengah daun berwarna kuning muda harus di buang dan ketika hendak melepas, tali tersebut dikencangkannya. Tanpa disangka, ketika ditarik keras menimbulkan bunyi nada yang berbeda-beda. Tetapi, karena sering terputus keduanya lantas mencungkili lidi-lidi tersebut. Akhirnya, mereka menemukan bahwa apabila dikaitkan rapat akan membunyikan nada tinggi dan sebaliknya semakin merenggang, dawai akan menghasilkan nada yang rendah (Sasando Rote, 17 Januari 2008).

Cara memainkan alat musik sasando hamper mirip dengan kecapi. Tangan kiri berfungsi untuk memetik melodi dan bas, sedangkan tangan kanan digunakan untuk memainkan akor (gabungan beberapa nada tunggal). Perpaduan melodi, bas dan akor yang dapat dimainkan secara bergantian ataupun bersamaan menjadi salah satu ciri khas dari bunyi yang dihasilkan oleh Sasando. Karena Sasando dimainkan dengan menirukan cara kerja laba-laba (dipetik), maka berdasarkan kepercayaan (mitos) di Rote bila seseorang ingin pandai bermain/memetik Sasando maka ia harus menangkap seekor laba-laba lalu menghancurkannya sesudahnya dicampur dengan minyak kelapa lalu diolah/diremas-remas pada jari-jemari. Oleh karena alat musik yang telah dipasang dalam haik itu beresonansi, maka disebut/dinamakan Sandu atau Sanu yang berarti bergetar atau meronta-ronta. Kemudian alat ini disebut lagi Sasandu, adalah kata ulang dari Sandu-sandu atau Sanu-sanu yang berarti bergetar berulang-ulang.

Sasando, dalam bidang organologi (ilmu tentang alat-alat musik) tergolong Sitar Tabung Bambu. Menurut para peneliti musik, sitar tabung bamboo adalah alat musik asli Asia Tenggara (misalnya Filipina dan Indonesia) yang juga ditemukan di  Madagaskar dengan sebutan Valiha/Ali yang berasal-usul dari Asia Tenggara melalui perpindahan penduduk ( Stanley Sadiebed. The New Grove Dictyonary of Musical Instruments). Ada beberapa jenis-jenis Sasando
  1. Sasando gong, Sasando gong lebih dikenal di Pulau Rote, memiliki nada pentatonik, biasanya dimainkan dengan irama gong dan dinyanyikan dengan syair khas Pulau Rote. Sasando jenis ini berdawai 7 buah atau 7 nada kemudian kini berkembang menjadi 11 dawai.
  2. Sasando biola, Sasando jenis biola merupakan sasando yang telah berkembang dengan nada diatonis. Bentuk sasando biola sekilas mirip sasando gong namun diameter bambunya lebih besar. Sasando jenis ini diperkirakan mulai berkembang pada abad ke-18. Disebut sasando biola karena menyerupai nada biola dengan 30 nada kemudian berkembang menjadi 32 dan 36 dawai.
  3. Sasando Elektrik, Sasando elektrik umumnya memiliki 30 dawai dan merupakan pengembangan dari sasando biola yang diberi sentuhan teknologi. Sasando jenis ini diciptakan oleh Arnoldus Eden yang telah almarhum, ia merupakan seorang musisi sasando dan telah mendapat piagam penghargaan oleh Gubernur NTT tahun 2008.
Sasando kerap digunakan sebagai musik pengiring atau penghibur pada upacara adat maupun sebagai hobi pribadi. Mungkin masih banyak penduduk Indonesia yang kurang mengenal alat musik yang satu ini. Namun ternyata alat musik sasando ini sangat digemari oleh kalangan penikmat musik tradisional yang berasala dari Australian dan beberapa negara Eropa. Maka dari itu kita patut berbangga diri karena keragamanan budaya Indonesia dan sudah sepantasnya kita sendiri yang melestarikan budaya bangsa agar tidak punah seiring berjalannya waktu.








Disusun untuk memenuhi nilai UAS Digital Media

No comments:

Post a Comment

Kenyal-Kenyal Enak, Papeda!

Yao guys. Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita mengenai salah satu makanan atau kuliner khas nusantara di Indonesia. Namun ...