Tuesday, December 5, 2017

Karawitan Mendunia di dunia tapi dilupakan negara

Indonesia diakui dunia sebaga negara yang kaya akan budaya dan kesenian. Salah satu kesenian Indonesia yang sudah mendunia adalah karawitan.
Karawitan merupakan kesenian musik tradisional yang dilengkapi oleh seperangkat alat musik gamelan.
Namun, sering dengan perkembangan zaman, seni karawitan mulai ditinggalkan, dan banyak generasi penerus bangsa menolak untuk melanjutkannya, karena tidak sesuai dengan gaya hidup yang mereka anut.
Mereka mengaku malu dan menilai kesenian karawitan ketinggalan zaman. Mereka tidak tahu kesenian karawitan sangat dihormati dan dihargai di luar negeri. Bahkan mereka rela membayar mahal untuk 
mempelajari kesenian ini. Pemerintah harus mengupayakan agar kesenian karawitan tetap terjaga dan lestari untuk masa depan generasi penerus bangsa yang ada di Indonesia.
Banyak hal yang bisa diupayakan oleh pemerintah dengan cara memasukan kesenian karawitan kedalam kurikulum pendidikan tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi.
Selain itu pemerintah dapat mengupayakan memberikan satu set alat musik gamelan  kepada setiap sekolah untuk mempopulerkan kesenian karawitan.
Pada kehidupan orang Sunda pada masa lalau sejak mereka lahir secara tidak langsung telah didekatkan dengan alunan sekar. Sejak mereka lahir sang ibu menimang, meninabobokan dengan menggunakan sekar. Dalam mengajak bermain, dalam tahap-tahap mulai belajar bicara, belajar berjalan, sekar sangat sering didengarkan oleh orang tua atau pengasuhnya. Itulah sebabnya lagu-lagu dalam meninabobokan atau ngayun ngambing anak selalu populer dari masa ke masa, dalam arti kelestariannya terlihat karena selalu dilakukan dari generasi ke generasi.
Seperti telah diterangkan di atas, sekar mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam kehidupan karawitan, walaupun pada dasarnya sekar berbeda dengan bicara biasa, sekar sangat dekat bahkan terkadang sangat dominant dengan lagam bicara atau dialek. Dialek Cianjur, Garut, Ciamis, Majalengka dalam mengungkapkan percakapan seringkali seolah-olah bermelodi seperti bernyanyi. Oleh karena kesan dialek yang sangat erat itulah kiranya banyak orang luar daerah Sunda yang secara tidak langsung menyebutkan bahwa cara bicara orang Sunda seperti bernyanyi. Memang erat dengan penggunaan kata-kata di dalamnya tetapi kata-kata dalam sekar telah diolah sedemikian rupa sehingga berbentuklah penampilan secara utuh menjadi sebuah komposisi lagu. Dengan demikian, jelaslah bahwa kata dalam kedudukan sekar merupakan salah satu alat pengungkap masalah atau tema yang diketengahkan. Kata yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai lagu/melodi, menurut kehendak rasa seni si pencipta itu sendiri. Akan tetapi tanpa disadari bahwa terkadang dalam kehidupan sekar tidak selalu dipergunakan kata secara utuh, sering terdengar suara bunyi dijadikan lagu. Hal ini sering terjadi dalam lagu-lagu tertentu, misalnya hanya mempergunakan bunyi a saja atau nang neng nong atau hm dan lain-lain. Penggunaan kata yang tidak jelas sering didapati apabila bersenandung atau ngahariring/hariring.
Dari kesimpulan itu, dapatlah ditarik beberapa hal yang sangat erat bertalian dengan sekar, yaitu: Lagam bicara dialek adalah khas daerah tertentu dalam berbicara sehari-hari yang dari ungkapannya dapat kita tarik satu garis melodi yang sangat erat bertalian dengan nada. Contoh dapat ditemukan dalam kata Punten, Masya Allah di daerah Cianjur. Khusus untuk lagam bicara ini dalam gending karesmen, sering ditemukan teknik bernyanyi dan lagu yang dipergunakan dalam dialog yang secara utuh mempergunakan lagam bicara. Hanya dalam pengungkapannya dilakukan lagam bicara. Jadi, dia berbicara dalam nada. Sifatnya kebanyakan datar atau melengking tinggi. Lagu yang demikian dikenal dengan sebutan sekar biantara (nyanyian bicara). Dalam pergelaran wayang golek sangat terasa sekali dalam memerankan/antawacana tokoh-tokoh tertentu yang selalu mempergunakan lagu bicara, sangat terasa pula dalam nyandra.
Contoh kata-kata yang sangat lekat dengan lagu dalam lagam bicara antara lain:
a) Pun……ten
b) Sorangan bae yeuh…….!
c) Tunjuk-tunjuk hey, sakali deui…hey!
Dalam pergelaran wayang golek, hal ini akan terasa pada tokoh Semar, misalnya pada biantara di bawah ini:
Aduh aduh ngeran
Sumangga ieu abdi lurah Semar Kudapawana nyanggakeun sembah pangbakti
Ageung alit kalepatan mugia ngahapunten, Ngeran……..

No comments:

Post a Comment

Kenyal-Kenyal Enak, Papeda!

Yao guys. Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita mengenai salah satu makanan atau kuliner khas nusantara di Indonesia. Namun ...