Yao guys. Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita mengenai salah satu makanan
atau kuliner khas nusantara di Indonesia. Namun saya akan
mencoba mengajak kita menjelajah ke bagian Timur Indonesia untuk mengenal
salah satu kuliner khas masyarakat disana yang bertekstur menyerupai lem kanji, yaitu Papeda. Mungkin kalian pernah mendengar makanan ini, tapi pernahkah kalian membayangkan bagaimana bentuknya? Bagi kalian yang belum tahu, mungkin kalian bisa membayangkan aci atau kanji. Tahu kan kalau tepung kanji dikasih air panas, kira-kira gimana bentuknya? Seperti 'lem' bukan? Kalau 'lem' itu anda makan
gimana rasanya? Hehehehe sebagian dari kalian pasti membayangkan rasa yang aneh-aneh deh, tapii aku pribadi yang pernah makan di salah satu restaurant di Jakarta, rasa papeda ini enak loh!
Papeda atau bubur sagu ini berbahan utama yang berasal dari tepung sagu yang
tentunya berasal dari pohon sagu juga. Nah, sagu ini sudah dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia bagian timur, khususnya Maluku dan Papua. Tapi ternyata
juga dikenal oleh masyarakat rumpun melayu yang lain, seperti Malaysia dan
Brunai. Bahkan makanan yang disebut papeda ini, dikenal juga di sana dengan
nama 'Linut'. Selain itu, di Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat daerah
Luwu (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur), papeda dikenal
dengan nama 'Kapurung'.
Proses pembuatan Papeda ini nampaknya sudah merupakan tradisi
turun temurun masyarakat disana. Untuk membuat Papeda, bermula dari proses
pengambilan sagu dari pohon sagu terlebih dahulu, dilakukan dengan cara pohon
sagu yang sudah siap panen (usia 7-10 tahun) ditebang hingga tumbang, kemudian
batangnya dibelah menjadi dua bagian. Isi dari batangnya itulah yang akan
diambil menjadi sagu, proses pengambilan Sagu di Papua dinamakan menokok.
Pengambilannya menggunakan alat-alat tradisional yang dikerjakan lebih dari 2-3
orang. Jika sudah diambil maka sagu yang masih mentah akan didiamkan beberapa
hari terlebih dahulu didalam tempat yang disebut tumang. Setelah itu barulah
proses pembuatan sagu tadi diolah menjadi Papeda. Rumit kan? Ahaha.
Bentuk Papeda itu sendiri jika sudah jadi akan menyerupai lem kanji dan sangat
kenyal, makanan ini biasanya dipakai sebagai pengganti makanan pokok
sehari-hari kita seperti nasi. Makanya kalau disajikan, Papeda harus
menggunakan lauk berkuah seperti Ikan dan sayur-sayuran lainnya. Papeda ini tidak
mempunyai rasa, karena memang hanya terbuat dari sagu tanpa campuran bumbu
penyedap lainnya, proses pembuatannya juga cukup simple karena hanya memerlukan
air panas yang sudah mendidih untuk dicampur kedalam adonan sagu lalu kemudian
diaduk hingga berbentuk Papeda. Namun jangan salah, meskipun kelihatannya mudah
dan relative sangat gampang pembuatannya, bagi yang belum berpengalaman dalam
membuat Papeda tapi mau mencobanya bisa jadi akan gagal karena beberapa faktor.
Misalnya campuran air pada adonan sagunya terlalu banyak sehingga Papeda akan
terlalu cair dan tidak dapat kita makan. Begitu juga sebaliknya jika campuran
airnya terlalu sedikit atau kurang terhadap adonan sagu, maka akan menyebabkan
Papeda kita menjadi sedikit keras sehingga Papeda tidak dapat kita makan. Satu
hal lagi yang bisa menyebabkan pembuatan Papeda kita gagal adalah faktor suhu
air yang kurang begitu panas. Jika air tidak panas hingga mendidih maka adonan
sagu yang dicampurkan dengan air tidak akan membentuk Papeda. Makanya bagi yang
belum ahli dalam membuat Papeda tapi ingin mencobannya sebaiknya ditemani oleh
mereka yang sudah berpengalaman agar Papedanya dapat jadi dengan sempurna. Di
Papua tidak semua orang dapat membuat Papeda meskipun bahan Sagu disana sangat
mudah diperoleh.
Papeda jika sudah
jadi akan dihidangkan bersama lauk seperti Ikan yang dimasak dengan kuah
kuning. Disebut kuah kuning karena memang warna kuahnya berwarna kuning yang
diperoleh dari campuran kunyit. Untuk sayuran, paling pas disajikan bersama
sayur kangkung yang ditumis dengan sedikit kolaborasi bunga pepaya didalamnya.
Khusus bagi mereka yang suka pedas, dapat disesuiakan sesuai selera dengan
tambahan cabe pada bumbu kuah ikan. Atau jika tidak mau dicampur kedalam bumbu
kuah ikan, terdapat juga sambal dibuat terpisah untuk dapat lebih mudah menyesuaikan
tingkat kepedasannya. Rasa Papeda yang menyatu dengan bumbu kuah ikan dijamin
akan membuat kita ketagihan, Sedikit pedas dan asam khas jeruk nipis yang
pertama kali kita rasakan saat Papeda menyentuh lidah kita. Ditambah
dengan perpaduan ikan dan sayurannya juga akan semakin melengkapi nikmatnya
menyantap Papeda. Untuk ikan, sebenarnya ikan apa saja dapat kita gunakan
sebagai lauk dalam menyajikan Papeda. Namun biasanya yang paling sering dipakai
adalah ikan laut seperti ikan Mubara dan ikan tongkol. Entah karena rasanya
yang pas untuk Papeda atau memang kebanyakan selera masyarakat lebih menyukai
menggunakan ikan tersebut. Selain itu, ikan air tawar seperti ikan mujair juga
dapat kita pakai sebagai lauk untuk menemani dalam menyantap papeda.
Bumbu-bumbu dalam memasak ikan juga tidak kalah penting dalam menentukan rasa
saat menyantap Papeda.
Dibuat untuk memenuhi nilai UAS Digital Media